Rabu, 25 Mei 2016

Keperjakaanku Untuk Keperawananmu



Perkenalkan aku Deni (Nama Samaran) Sebut saja begitu. Aku saat ini berumur 19tahun. kejadian ini terjadi sekitar aku berumur 17tahun. Lisya saat itu baru berumur 16tahun. Lisya sekolah di salah satu sekolah swasta di bekasi dan dia adalah salah satu bintang kelas dan dia bisa dibilang anak mami. Kecantikannya menggoda sekali sehingga banyak laki-laki yang ingin menjadi pacarnya. Bisa dibilang Lisya adalah PRIMADONA-nya sekolah itu? Aku pertama kali mengenal Lisya pada saat aku sedang bermain biliard di salah satu mall di jakarta utara (klp.Gading mall). Waktu itu aku ingin berkenalan dengannya tetapi aku sedikit malu- malu, soalnya cewek yang satu ini benar-benar cantik dan lain dengan yang aku liat dari biasanya. Lisya seorang cewek chinese, kulit putih, tinggi 161cm dan ukuran dada 34A bisa dibilang lumayan untuk ukuran remaja yang baru berumur 16 tahun. Aku akhirnya berkenalan dengan Lisya walau aku malu-malu setengah mati, takut ditolak eh gak tahunya aku berhasil berkenalan dengannya! "Hai... boleh kenalan ga cewe", sapaku dengan sedikit percaya diri. "Siapa yahhh?", jawab Lisya. "Saya deni? Boleh kenalan ga, kamu siapa?" "Boleh kok emank siapa yang ngelarang... Aku Lisya." "Sekolah dimana?? Tanyaku sedikit basa-basi." "Ada deh", Katanya sedikit manja. Akhirnya kami ngobrol panjang dan aku sedikit berani menanyakan nomor teleponnya. Malamnya aku mencoba menelepon Lisya dan pada saat itu Lisya mengangkat teleponku. "Halo ini Lisya ya", sapaku. "Iya..ni sapa ya", Lisya menjawab. "Ini aku deni yang tadi siang berkenalan dengan kamu Sya", kataku. "Oh... iya?? ada apa den?" "Engga aku cuma pingin ngobrol aja Sya... Ganggu ga?" "Engga ganggu kok den... biasa aja sama Lisya yah." Aku mulai membuka topik pembicaraan meskipun sedikit canggung dan tidak tahu apa yang ingin aku bicarakan. Lalu aku mulai memberanikan diri dengan menanyakan tentang kehidupan dia. "Lisya udah punya pacar?", tanyaku. "Belum Den... dulu Lisya punya pacar tapi Lisya udah putus", jawabnya. "Lho putus gara-gara apa sya?" "udah bosen aja", jawab Lisya polos. "Lisya besok aku pingin ketemuan sama kamu bisa ga?", pintaku. "Boleh kok Den... mau ketemuan dimana?" "Di MKG aja sya mau??", tanyaku. "Boleh jam 3 sore yah pas Lisya pulang sekolah", jawabnya. "Ok... selamat malam Sya", jawabku sebelum menutup pembicaraan. Besoknya jam 3 sesuai kesepakatan kami bertemu di MKG... Lisya berdandan sexy sekali pada saat itu dengan baju yang teramat sangat menggoda... Ingin sekali aku menyetubuhinya tetapi aku masih perjaka... tidak tahu caranya bagaimana ML...

Kami ngobrol panjang lebar sampai jam 6 sore sambil makan-makan... Tak terasa pada saat mau mengantarkan Lisya pulang hujan turun deras sehingga aku menetap di mobilku. Aku bertanya pada Lisya, "Mau es krim ga say?", aku memanggil dia dengan sapaan "say", eh ternyata dia juga balik meresponseku dengan perkataan "mau donk say". Cuaca saat itu mendukung sekali... cuaca hujan gerimis dan pada saat itu kami berdua di mobil. Aku membelokkan mobilku ke parkiran mobil.Lisya bertanya, "Ngapain kita ke parkiran say?" "Gak apa-apa kok say... aku cape aja", aku mulai memandangi buah dada Lisya yang pada saat itu menggoda sekali... ingin sekali aku menjilati puting susunya itu... Lisya melihatku dan ia berkata "Ikhhh.. Deni nakal liat-lihat perabotan Lisya... bayar tauuuu!? Masa liat gratis, ga bayar", ucapnya manja. Aku hanya bisa tertawa dan dalam hatiku aku ingin sekali mengecup bibirnya... aku mulai memberanikan diri untuk mencium mulutnya walaupun Lisya menolak tapi aku terus memaksa dan pada akhirnya dia tidak bisa mencegah aku untuk menciummnya. Aku melumat bibirnya dengan sangat lembut dan tak disangka Lisya membalas ciumanku dengan ganasnya. Lisya bertanya kepadaku, "Deni udah pernah ML belum?" "Belum", jawabku. "Lisya juga masih perawan Den... Lisya ga tau bagaimana caranya ML." Serasa sudah mendapatkan lampu hijau dari Lisya, aku mulai memberanikan diri tuk membuka pakaiannya. Lisya malah memberikan posisi tuk memudahkan aku membuka pakaiannya. Aku membuka branya yang warna hitam itu... WOW dada Lisya yang berukuran 34A langsung aku kulum dan Lisya berteriak kecil, "Aaachh... geli Den! Jangan cuma satu doank donk say... sebelahnya juga donk say", aku mulai menjilati puting susu bagian sebelahnya. Lisya yang merasa bergairah mulai membuka pakaian dan celanaku. Aku pun juga membuka celananya dan kami berdua pun dalam keadaan telanjang bulat di dalam mobil. Pada saat itu tmpt parkir sedang mendukung: tidak ada satu orang pun yang melihat kami. "Kulum kontolku donk say", pintaku. "Lisya ga pernah ngelakuin ini satu kali pun Den", jawabnya. "Aku juga blm pernah melakukannya Say... jadi kita sama kan", kataku. "Iya saya coba deh", jawabnya. Lisya mulai mengemut kontolku dan dia merasa enjoy mengemut kontolku yang berukuran 15cm. Aku juga mengelus bibir vaginanya dengan tanganku. Dia mengerang, "emh..ehm..ehm..", tanda dia mulai bereaksi pada sentuhan tanganku... Aku yang tidak tahan dengan vaginanya. Aku mulai membaringkannya dan langsung menjilati vaginannya. "Ouchh... nikmat bangat say,terusssss....achh..achh ", Lisya mendesah dan aku terus menjilati klitorisnya dan pada akhirnya dia mendesah tidak karuan. "Aahhhh... achhhhhh Den akuuu keluarrrr...achhh?!", keluarlah cairan putih dengan baunya yang khas. Lisya tak mau kalah. Dia ingin mengulum kontolku. Kami melakukan gaya 69 di jok mobil belakang. Lisya mengemut kontolku dengan ganasnya. Dikocok-kocok dan diemut dengan ganas. Maklum baru pertama kali kami melakukannya. Lalu aku yang sudah tidak tahan... aku mulai menyuruhnya merebahkan diri dan mengangkat pahanya sehingga tampaklah memeknya yang merah dan menggoda itu. "Aku masukin ya say?", tanyaku. "Iya say tapi pelan-pelan yah... Lisya masih perawan." Aku mulai memasukan kontolku ke liang vaginanya pelan-pelan. Sulit sekali memasukan kontolku ke liang vaginanya saking rapatnya. Lisya berteriak, "Ahhh... sakiiittt Den!". Aku yang tidak peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan- pelan. Lisya yang membalasnya dengan menjambak rambutku. Aku terus melakukan genjotan terhadap memeknya yang sangat nikmat itu... "Ahhhh... sakittt Den", aku mulai mempercepatkan gerakan maju- mundur. Lisya berteriak, "Ahhhhhhhh", aku mengeluarkan kontolku dari memeknya dan langsung keluarlah darah segar membanjiri jok mobil belakangku. "Saay lanjut ga? Nih... aku belum apa-apa tau", tanyaku... "Iya say lanjut aja... Lisya siap kok", jawab Lisya. Lampu hijau nih... aku mulai memasukan kontolku ke memek Lisya lagi... Lisya sangat menikmati tusukan kontolku ke liang vaginannya. "Say...liss..ya kee...luarrr", dan pada saat itu cairan putih itu keluar. Ternyata dia orgasme. Cairan putih itu membanjiri kontolku yang nikmat dijepit oleh dinding dinding memek Lisya. Kontolku masih berada di dalam memek Lisya. "Kamu belum keluar Say?", tanya Lisya. "Belum Say", jawabku. Aku meneruskan tusukan ke memek Lisya dan Lisya terus mengerang... suara teriakannya membuat aku tambah bernafsu. "Aachh... achhh....achhhhh.achhhhhh..de...niiii km heee..batt sayyy...", dan tiba2 Lisya mengeluarkan lagi cairan putih. Dia orgasme untuk yang kedua kalinya. "Kamu belaum keluar-keluar juga Say. Cepat keluarin donk Say, udah malam", pintanya. "Ok say", jawabku. Aku mulai mempercepat gerakanku. Menggenjot memek Lisya dengan sangat cepat. "Acchh... achhh... achhhh... achhh", Lisya mendesah menikmati setiap tusukan kontolku yang belaum pernah dia rasakan sebelumnya. Aku yang hampir orgasme semakin mempercepat gerakan kontolku keluar masuk memek Lisya. "Sayyy... aku mau keluar nihhhhh", ucapku. "Keluarin di luar ya say jangan didalem", pinta Lisya. Aku akhirnya orgasme dan mengeluarkan spermaku ke dada Lisya yang lumayan besar itu. "Ccroott... crootttt...", aku menumpahkan ke dadanya dan sebagian ke mukanya. "Thanks ya Say... kejadian ini ga bakalan aku lupain", kata Lisya. "Sama-sama say... aku juga ga akan melupakan kejadian ini." Akhirnya kami selesai ML dan kami memakai pakaian kami kembali. Dan saatnya mengantarkan Lisya pulang kami sempat berciuman pada saat aku mengantar dia sampai depan rumahnya. Aku dan Lisya tidak akan melupakan kejadian dimana aku melepas keperjakaanku dan dia memberikan keperawanannya. Kami tidak berhenti sampai disitu saja. Kami melakukannya lagi di rumahnya pada saat rumahnya sepi. Setidaknya aku dan Lisya setiap akhir weekend diisi dengan ML. Meskipun aku tidak ada hubungan apapun dengan Lisya... meskipun aku sekarang sudah menetap di Malang dan aku sudah mendapatkan beberapa pelajaran dari cewek cewek yang ada disini tapi Lisya telah memberikan pelajaran yang sgt berarti kepadaku.

Senin, 23 Mei 2016

SEKS TERLARANG





Mahasiswi semester 6 yang kuliah di PTN Bandung orangnya cantik dia bernama Della dia mempunyai
sahabat yang satu kampus tapi beda jurusan namnya Yeni , berdua mengontrak rumah yang berisi 2 kamar
bersebelahan.

Kedua kamar mereka dihalangi oleh dinding penyekat yang terdapat jendela kaca pada bagian atasnya
sebagai media untuk pembagi cahaya agar ruangan tidak terlalu gelap dan pengap apabila lampu
dimatikan.

Kedua mahasiswi ini selalu mengenakan jilbab lebar dan baju longgar yang panjang serta sama-sama aktif
di organisasi KAMMI yaitu organisasi kemahasiswaan yang bernuansa religius.

Cerita ini bermula, ketika Yeni memutuskan menikah dengan kakak kelasnya yang bernama Doni yang juga
sama-sama aktif di KAMMI. Keputusan ini mereka ambil dikarenakan mereka tidak mau melakukan dosa
apabila mereka pacaran.

Sebab menurut keyakinan mereka pacaran itu akan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang penuh dosa apa
bila mereka tidak kuat menjaganya, oleh sebab itu mereka memutuskan menikah sehingga mereka bisa
bemesraan dan bahkan hubungan suami istri karena mereka telah terikat oleh perkawinan yang sah.

Walaupun telah menikah, Yeni dan Doni masih hidup terpisah. Yeni masih ngontrak serumah dengan Della
sedangkan Doni mengontrak serumah dengan sahabatnya Dedi, teman satu angkatan namun beda kelas.
Maksudnya adalah agar kuliah mereka tidak terganggu oleh adegan percintaan jika mereka hidup serumah.

Yang namanya sudah menikah, tentu saja mereka tidak malu-malu memperlihatkan kemesraan dihadapan
teman-teman mereka. Tetapi masih dalam batas-batas yang wajar dan masih bisa diterima oleh norma
kehidupan bermasyarakat.

Usia muda yang menikah tentu saja selalu diisi dengan letupan-letupan gairah birahi yang meluap-luap.
Oleh sebab itu meraka sering melakukanya di kamar Yeni ataupun di kamar Doni.

Beberapa kali Della mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Yeni tanpa disadarinya
pada saat Yeni sedang meraih orgasme ketika bersetubuh dengan Doni. Tentu saja suara desahan dan
erangan nikmat tersebut membuat Della terangsang dan merasa terganggu. Tapi Della tidak bisa apa-apa,
karena mereka adalah suami istri.

Karena sering kali Della mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Yeni dan suaminya
pada saat mereka bersetubuh, Della sering berkhayal dan berfantasi betapa nikmatnya bila dia dapat
merasakan nikmatnya bersetubuh.

Tapi mana mungkin, sebab Della belumlah bersuami dan belum punya pacar, lagi pula tak mungkin ia
lakukan dengan orang lain yang belum menjadi suaminya, karena sebagai gadis yang mengenakan jilbab,
dia tahu bahwa persetubuhan hanya dapat dilakukan oleh kedua insan yang telah sah menjadi suami istri.

Tapi dorongan rangsangan birahi yang Della alami semakin lama semakin hebat, membuat Della mencari
cara untuk bisa melepaskannya hasrat birahinya.

Akhirnya Della menemukan cara memuaskan dirinya dengan bantuan tangannya sendiri meremas-remas
teteknya serta menggesek-gesek mem3k dan klitorisnya sambil mengintip apa yang dilakukan oleh Yeni dan
suaminya pada saat mereka bersetubuh melalui jendela kaca yang terdapat di bagian atas dinding.

Untuk bisa mengintip apa yang dilakukan oleh Yeni dan suaminya, Della harus naik ke atas meja
belajarnya yang kebetulan letaknya pas di bawah jendela kaca tersebut. Dan kegiatan mengintip ini
menjadi rutin dilakukan oleh Della setiap Doni datang mengunjungi kamar Yeni.

Untuk sementara hanya dengan cara mengintip dan bermasturbasi seperti itulah yang dapat dilakukan oleh
Della untuk bisa melepaskan gairah birahi yang akhir-akhir ini jadi sering bangkit dan minta untuk
dituntaskan.

Bahkan sering kali muncul godaan dalam dirinya untuk melakukan secara nyata dengan lawan jenis.
Walaupun sampai saat ini Della masih mampu bertahan, namun entah kapan. Della sendiri tak yakin.

Pada suatu hari ada kegiatan organisasi di kampusnya yang mengharuskan Della dan Yeni harus bekerja
sampai malam di ruang kantor organisasi yang terdapat di dalam kampus.

Ruang kantor organisasi ini cukup luas namun disekat-sekat menjadi ruang komputer, ruang ketua dan
ruang rapat merangkap ruang kerja Yeni dan Della hanya berdua di kampus yang sepi pada malam itu.
Sekitar jam 7 malam Della berkata pada Yeni

“Yan…, aku mau pulang dulu yach..bentar kok, hanya mau ngambil file yang ada di komputerku, lalu
datang lagi ke sini…Paling lama juga 1 jam… Boleh yah ?”

“Boleh….tapi beneran nich…jangan lama-lama” sahut Yeni mengijinkan.

Lalu Della keluar dari ruangan itu menuju pintu gerbang kampus yang letaknya cukup jauh dari ruang
organisasi dimana mereka berada.

Setelah 10 menit baru Della tiba di pintu gerbang kampus dan pada saat itu Dhe baru ingat bahwa file
yang Della butuhkan sudah Della copykan ke komputer yang ada di ruang organisasi. Maka Della
memutuskan untuk kembali ke ruang organisasi dimana Yeni sedang menunggunya.

Begitu tiba ke ruang organisasi, Della tidak melihat Yeni. Mungkin Yeni sedang sembahyang di mesjid
kampus pikir Della, maka Della langsung menuju ruang komputer yang bersebelahan dengan ruang ketua
yang pintunya tertutup.

Pada saat Della akan mencolokkan stop kontak komputer, tiba-tiba telinga Della mendengar desahan dan
lenguhan khas yang biasa ia dengar dari mulut Yeni bila sedang bercumbu dengan Doni suaminya.

Suara itu secara sayup-sayup berasal dari ruang ketua organisasi yang pintunya tertutup. Frekuensi
desahan dan erangan yang keluar dari ruangan itu, makin lama makin sering dan semakin keras jelas
terdengar membuat gairah Della dengan cepat terangsang naik.

Tanpa dapat Della tahan badannya bergerak ke arah jendela penghubung antara ruang komputer dan ruang
ketua. Jendela kaca tersebut dihalangi oleh gorden yang tidak terlalu rapat sehingga Della masih bias
memperhatikan aktivitas yang terjadi di ruang ketua tersebut.Cerita Sex Terbaru

Ternyata yang sedang bercumbu di ruang ketua itu adalah Yeni dan Suaminya Doni. Doni menyusul Yeni ke
ruang organisasi berniat untuk menamani Yeni dan Della bekerja pada malam itu.

Pada saat Doni tiba di Ruangan itu, dia hanya mendapati Yeni sedang kerja sendiri, dan sebagai
pasangan pengantin baru, tentu saja situasi ini benar-benar mereka manfaatkan dengan bermesraan di
ruang ketua.

Mereka merasa tenang, karena mereka menyangka Della akan pulang dulu ke rumah kontrakan untuk
mengambil file pekerjaan yang tersimpan di komputernya di rumah kontrakan. Dan menurut perhitungan
mereka pulang pergi kampus-rumah kontrakan akan memakan waktu paling cepatnya adalah satu jam dan satu
jam itu sangat sayang jika tidak dimanfaatkan dengan bermesraan dengan orang yang dicintai.

Dengan lutut yang gemetar dan dada yang terasa sesak, Della mengintip apa yang dilakukan Yeni dan
Suaminya. Beberapa kancing baju Yeni telah terbuka dan cup BH-nya pun telah ditarik ke atas.

Sehingga tetek Yeni bagian kirinya yang montok dan bulat sekal menggairahkan itu sedang asyik
diremas-remas oleh tangan Doni sambil berdiri. Sementara pantat Yeni terduduk di pinggir meja kerja.
Mulut, bibir dan lidah Doni sedang mengulum, memilin dan menjilati puting Yeni yang semakin tegak
merangsang.

“Ouh…Aa…. Ohh….A…enak banget A..ouh…” mulut Yeni mendesah dan mengerang menikmati apa yang dilakukan
oleh Doni.

Doni semakin bernafsu mendengar erangan dan desahan istrinya. Bibirnya semakin lincah mengecup,
menghisap dan menjilat tetek Yeni baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian dengan gairah
yang mengebu-gebu.

Lalu tangan kirinya mengangkat rok panjang yang dikenakan Yeni hingga sebatas pinggul dan kemudian
kedua tangan itu menarik CD Yeni kebawah hingga lepas.

Tangan kanan Doni langsung menyerbu mem3k istrinya dengan usapan dan remasan. Kepala Yeni semakin
terdongak dengan mulut terbuka terengah mengeluarkan erangan dan desahan nikmat

”Aa….Aa….ouh….” dalam erangannya Yeni memanggil-manggil suaminya dengan suara yang sangat merangsang.

Nafsu birahi Della semakin meningkat melihat adegan itu, dan ia menghayalkan seandainya saja tangan
Doni yang mengobok-ngobok mem3knya

“ouh….” Tanpa disadari oleh Della, ia melenguh nikmat.

Mata Della tak berkedip mengintip adegan itu, nafasnya semakin tak teratur dan tersengal-sengal diburu
nafsu birahi yang semakin menguasai jiwa dan raga Della. Tanpa disadarinya sambil mengintip semua
detil adegan percumbuan yang dilakukan oleh Yeni,

Tangan kanan Della masuk ke sela-sela rok panjang yag dia gunakan dan langsung masuk ke balik celana
dalamnya. Della kemudian mulai mengusap dan meremas-remas mem3knya sendiri sambil membayangkan ada
tangan lain yang sedang mengobok-obok mem3knya.

Erangan Yeni semakin keras ketika jari tengah Doni mulai mengocok-ngocok mem3knya keluar masuk, sambil
jari jempolnya menekan dan memutar klitotis Yeni yang mengeras karena rangsangan yang sangat dahsyat.
Mata Yeni terbeliak-beliak menerima kenikmatan yang diberikan suaminya dan pinggulnya bergerak erotis.

Rupanya Doni sudah tidak mampu lagi menahan nafsu birahi yang semakin memmuncak di kepalanya,
tangannya menarik retsleting celananya dan mengeluarkan batang kont0lnya yang sudah sangat tegang
dengan gagahnya dari balik celana dalam yang dia kenakan.

Kini tampaklah batang kont0l yang tegang keras keluar dari sela-sela retsleting celana panjang yang
masih dikenakan oleh Doni. Kemudian dia memposisikan selangkangannya tepat di depan selangkangan Yeni
yang Pahanya sudah terbuka lebar memberi jalan.

Perlahan-lahan kepala kont0l itu mulai menembus lubang mem3k Yeni dan secara bersamaan mereka melenguh
dan mendesah

“Ooahhh..”.

Kemudian pantat itu secara perlahan-lahan bergerak secara pasti mengocok-ngocok kont0l yang sudah
tertanam di dalam mem3k Yeni. Yeni meringis……melenguh…. Mengerang… bahkan menjerit dan meregang
menikmati persetubuhan itu..

Pandangan Della semakin kabur dan berkunang-kunang menahan nafsu yang semakin mendera. Khayalannya
melayang dan melambung seolah-olah dia yang sedang bersetubuh itu. Seolah-olah Della merasakan
bagaimana teteknya diremas-remas gemas dan menimbulkan rasa nikmat yang teramat sangat

Dia merasakan nikmatnya leher dan tengkuknya dicium gemas penuh nafsu….., dan dia juga membayangkan
bagaimana telapak tangan dan jari-jari yang mengobok-ngobok mem3knya membuat Della semakin melayang
menikmati khayalannya.

Perasaan nikmat itu begitu nyata…sehingga membuat Della mengerang dan mendesah

“Ouh…..Ahhhh….” seolah-olah menjawab desahan dan erangan yang keluar dari mulut Yeni.

Ouh… mengapa rasa nikmat ini begitu nyata…? Dan tiba-tiba tubuhnya seolah dialiri listrik, badannya
bergetar keras dan Della menjerit menahan nikmat ketika dia merasa ada sebuah lidah yang kasar dan
basah menjilati lipatan mem3knya hingga sampai ke klitorisnya dan menghisp-hisap klitoris Della cukup
lama membuat kaki Della terangkat menjinjit menahan nikmat.

Saking tak kuat menahan nikmat, kedua tangan Della merengkuh ke depan selangkangannya . Antara sadar
dan tidak Della merasa tangannya menyentuh kepala yang sedang bermain diselangkangan Della dengan
nafsu yang menggelora.

Oh…kenapa khayalan ini begitu nyata ? Della melihat celana dalamnya sudah terlepas dan tergolek di
lantai, entah kapan dia menanggalkannya dan beberapa kancing bajunya telah tanggal memperlihatkan
teteknya yang montok menggantung bebas dengan tali penahan BH yang telah lepas pula , dan entah kapan
ia melepaskannya.

Lalu Della merasa, tubuhnya di tekan ke bawah hingga terduduk di lantai, dan Della melihat bahwa
kepala yang sedari tadi memberikan kenikmatan pada mem3knya adalah Dedi teman satu kostnya Doni.

Dedi memandang wajah Della dengan tatapan penuh rasa birahi yang meledak-ledak , dan Della sangat
menikmati tatapan itu. Della merasa Dedi mendorong tubuhnya hingga telentang dilantai yang dingin.
Tapi dinginnya lantai semakin membuat gairah Della meletup-letup.

Antara khayalan dan kenyataan, Della melihat Dedi membuka celana-nya dengan tergesa-gesa sekaligus
dengan celana dalam yang ia kenakan.

Begitu terlepas tampaklah kont0l Dedi yang demikian tegang keras sangat menggairahkan Della, napas
Della semakin sesak dan tatapannya semakin nanar melihat kont0l Dedi yang tegak dengan gagahnya,

Ingin rasanya batang kont0l itu segera mengaduk-aduk dan mengobok-obok mem3knya yang sudah sangat
gatal dan basah , sebagaimana yang sering ia bayangkan pada saat ia mengintip persetubuhan yang
dilakukan oleh Doni dan Yeni di kamarnya.

Rupanya Dedi memahami apa yang ada dalam khayalan Della. Paha Della dibuka lebar-lebar dan rok
panjangnya di singkapkan ke atas sampai ke pinggang. Kemudian Dedi memposisikan kepala kont0lnya tepat
di depan liang mem3knya.

Dengan sangat hati-hati dibantu oleh tangannya, pantat Dedi mulai menekankan kepala kont0l untuk
segera masuk menembus mem3k Della. Mem3k Della sudah sangat basah dan berlendir dan sangat membantu
kont0l Dedi untuk bisa masuk secara perlahan-lahan.

Walaupun ini adalah pengalaman yang pertama bagi Della bahwa mem3knya ditembus oleh kont0l, namun
karena gairah Della sudah demikian tinggi dan mem3k Della pun sudah demikian basah dan licin sehingga
tidak menimbulkan kesulitan yang berarti bagi kepala kont0l Dedi bisa memasukinya.

Lalu tiba-tiba Dedi mendorong kont0lnya dengan cepat dan… Sreet….. Della merasakan ada sesuatu di
dalam mem3k yang sobek dan menimbulkan rasa perih di mem3knya. Tapi rasa perih itu kalah oleh sensasi
yang tak terbayangkan nikmatnya. Della melenguh dan mengerang antara perih dan nikmat

“Aduh….auh…”

Della merasakan seluruh batang kont0l Dedi telah amblas dalam mem3knya hingga sampai ke pangkalnya.
Kini kedua selangkangan Della dan Dedi berimpit dengan rapat dan erat. Mata Dedi terlihat mendelik
menahan nikmat dan kepalanya terdongak ke atas dan Della-pun merasakan sensasi nikmat yang sama.Cerita Sex Terbaru

Lalu Dedi menarik perlahan-lahan batang kont0l yang telah tertancap dan begitu tersisa hanya kepala
kont0l yang masih berada di dalam mem3k Della, Dedi langsung mendorongnya kembali.

Gerakan maju mundur pantat Dedi dilakukan berdasarkan instingnya sebagai laki-laki, walaupun
persetubuhan ini merupakan yang pertama pula bagi Dedi. Gesekan yang ditimbulkan oleh gerakan keluar
masuknya batang kont0l Dedi dengan dinding mem3k Della membuat nafas mereka bagaikan ditarik-tarik
dengan cepat dan rasa nikmat semakin membuat mereka melayang-layang.

Makin lama genjotan Dedi diatas tubuh Della semakin cepat dan bersemangat dan hal itu semakin
melambungkan kesadaran Della ke awang-awang yang tanpa batas meraih nikmat yang seolah tak berujung.

Dan tanpa sadar pinggul Della bergerak secara erotis mengimbangi gerakan pinggul Dedi dan tentu saja
goyang pinggul Della semakin melambungkan kenikmatan mereka semakin tinggi.

Semakin lama gerakan mereka semakin cepat tak terkendali, Della merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya
menjalar dengan cepat pada aliran darah dan nafasnya. Suatu yang tak dapat dia lukiskan itu bergerak
semakin cepat menghentak-hentakan tubuhnya sehingga akhirnya tanda dapat dikuasainya, tubuh Della
melenting mengejang kaku dan keluar teriakan panjang

“Aaaaaaakkhh…..”

Rupanya Dedipun merasakan hal yang sama, ada sesuatu dalam aliran darah dan aliran napasnya yang
menghentak-hentakan badannya tanpa dapat dikuasainya disertai rasa yang sangat…sangat… nikmat tak
terlukiskan. Kemudian badan Dedi melenting kaku dan pantatnya menekan kont0lnya hingga amblas sampai
ke pangkalnya dan kedua selangkangan mereka erat merapat. Dan dari mulut Dedi keluar teriakan
“Aaaaaaahh…”

Lalu Dedi merasakan ada gelombang yang sangat dahsyat tak terbendung keluar dari kont0lnya menyemprot
dengan deras seluruh rongga mem3k Della. Pandangan mata Dedi serasa gelap selama beberapa saat dan
Cret…cret…cret…..semprotan itu keluar entah berapa kali.

Dan Dedi merasakan dinding Mem3k Della berdenyut-denyut dengan keras bagaikan memeras dan menghisap-
hisap cairan nikmat yang keluar dari kont0l Dedi hingga habis. Setelah itu Dedi merasa badannya
bagaikan layang-layang yang terbang tinggi, kemudian benangnya putus secara tiba-tiba.

Badannya melayang secara cepat ke bawah dan ambruk menindih tubuh Della yang masih mengenakan baju dan
rok serta jilbab dalam persetubuhan itu.

Selama beberapa detik, Della merasa khayalannya saat ini begitu luar biasa. Bagaikan nyata…., tapi
beberapa menit kemudian, setelah gairahnya surut. Della merasa heran karena tubuh Dedi masih terasa
berat menindihnya.

Dan ini adalah nyata …bukan khayalan. Ditengah kegalauan pikiran Della dengan apa yang menimpanya,
tiba-tiba Della dan Dedi yang masih telanjang menindih tubuh Della tersentak mendengar teriakan yang
cukup keras.

“Aaaw….., Astaghfirullah!!!” rupanya teriakan itu keluar dari mulut Yeni yang melotot kaget melihat
keadaan mereka seperti itu sambil menutup mulutnya.

Dengan terburu-buru dengan perasaan yang tak menentu Dedi mengenakan celana dalam dan celana
panjangnya yang tergolek dilantai, sedangkan Della yang masih berada dalam mimpi atau nyata merapihkan
baju rok dan jilbabnya yang acak-acakan serta mengenakan celana dalamnya yang tergolek di lantai.

“Hei…! Apa yang kalian lakukan..? Tak malukah kalian…? Apa kalian tidak takut akan dosa…Hah…?” kata-
kata marah keluar dari mulut Yeni.

Tapi ditenangkan oleh suaminya Doni, walupun kelihatannya ia pun kecewa dengan apa yang dilihatnya.

“Udah..sayaang…tenang… “ kata Doni pada Yeni, kemudian Doni mengajak kami untuk duduk di ruang kerja
dan membicarakan apa yang telah terjadi.

Kesadaran Della sudah pulih, baru dia menyesal dengan apa yang telah terjadi, kemudian Della bercerita
tentang kronologis kejadian mulai dari mau mengambil file sampai kembali ke ruangan melihat Yeni dan
Doni sedang bercumbu.

Della turut terangsang melihat percumbuan mereka yang panas menggelora, dan tanpa sadar Della turut
larut dalam khayalan percumbuan sepeti yang ia lihat sampai akhirnya ia disadarkan oleh teriakan kaget
dari mulut Yeni, yang Della sendiri tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, karena perasaannya tadi
dia sedang mengkhayal.

Setelah mendengar cerita dari Della, Dedi menambahkan bahwa Dia menyusul Doni ke kampus menemani Della
dan Yeni yang sedang bekerja dari pada bengong sendirian di kamar kost. Tapi begitu dia sampai di
ruangan kantor, dia melihat Della sedang larut dalam kenikmatan bermastubasi sambil mengintip Doni dan
Yeni bersetubuh.

Baca Juga Cerita Sek Ibu Tiriku

Dedi pun turut mengintip persetubuhan itu dari sela-sela gordyn yang tak tertutup rapat. Rangsangan
yang ditimbulkan dari mengintip persetubuhan Doni dan Yeni demikian kuat mempengaruhi pikiran Dedi,
sehingga akhirnya secara perlahan-lahan Dedi menghampiri Della yang sedang terangsang dan berkhayal,
sehingga terjadilah persetubuhan itu.

Persetubuhan yang Dedi dan Della lakukan demikian panas dan menghanyutkan sehingga mereka tak sadar
bahwa Doni dan Yeni sudah selesai dalam persetubuhannya dan begitu Doni dan Yeni keluar dari ruangan
kantor ketua, mereka berdua kaget melihat Della sedang ditindih oleh Dedi dalam posisi telanjang.

Setelah mendengar semua pengakuan itu, Yeni dan Doni merasa malu dan bersalah pada Della dan Dedi.
Akibat ketidak kontrolan mereka dalam melakukan persetubuhan, sahabat-sahabat mereka menjadi korban.
Setelah itu kami berpelukan saling meminta maaf atas apa yang sudah terjadi


Jumat, 20 Mei 2016

Bergairah Ketika Dibadai Melanda





 Namanya Apriliani, atau lebih akrabnya Pri. Dia satu kos-kosan denganku. Kepribadiannya mirip cowok demikianpun postur tubuhnya. Badannya tegap dan cara berjalannya gagah. Wajahnya tidak cantik, tapi lebih terkesan tampan. Hidungnya mancung dengan mata setajam elang dan bibir yang sedikit tebal. Rambutnya keriting sebatas bahu yang sering dikuncirnya ketika kegerahan. Sebenarnya Pri ingin memangkas rambutnya seperti potongan cowok, tapi selalu dilarang oleh kami. “Kamu lebih pantes begini Pri, kayak Nicolas Saputra.” kata Heny, salah teman kosku juga waktu Pri mengutarakan ingin memangkas rambutnya.

Ya.. sekilas memang mirip Nicolas Saputra, terlebih lagi kulitnya putih bersih. Pri itu orangnya pendiam dan sesekali mudah marah, dan paling sering disuruh ngerjain pekerjaan-pekerjaan cowok di kos-kosan itu. Pokoknya kecuali dadanya yang membusung, kelamin dan suaranya mungkin Pri sudah dalam kategori laki-laki. Yang paling aneh, teman-teman kosku justru yang nggak lesbian (berarti kecuali Ayu yang waktu itu ngesex bareng aku) naksir pada Pri. Walaupun mereka sadar benar lahir batin kalau Pri itu asli cewek. Kemana saja Pri dikuntit dan ada saja yang cari perhatian Pri. Akupun sebenarnya suka sih.. tapi sekedar melirik-lirik wajah gantengnya itu (sebab aku kan bukan lesbian sejati, waktu sama Ayu itu kan kebetulan he.. he..). Pokonya aku masih doyan cowok. Hari itu aku hanya tinggal berdua dengan Pri di kos-kosan. Sejak kemarin, teman-teman kosku pada mudik (termasuk Ayu) karena mulai kemaren liburan semester sudah dimulai. Rencananya Pri akan pulang besok, sedang aku seminggu lagi sebab ada urusan di BEM (aku termasuk aktivis BEM). Sebelumnya kami bersikap wajar-wajar saja. Pri tidur di kamarnya, aku di kamarku sendiri. Tak ada keinginan untuk tidur sekamar, karena aku kurang suka dengan sikap Pri yang mudah marah. Mendung yang menggantung sejak siang tadi tiba-tiba berubah menjadi hujan yang lebat disertai angin. Waktu itu kira-kira pukul sembilan malam, waktu aku sudah akan tidur. Sialnya atap kamarku bocor cukup besar sehingga membasahi kasurku. “Aduh sial! Gimana nih? Prii.. tolong kesini dong..” teriakku. “Ada apa sih?” tanya Pri menuju kamarku. “Bocor nih, gimana dong?” “Kamarku sendiri juga bocor. Dasar rumah tua! Rumah beginian disewain!” umpat Pri. “Sudah deh, jangan marah-marah. Biasanya juga nggak gini, mungkin karena hujan angin kali. Kalau begitu bantuin aku memindahkan barang-barang ini, nanti kamu aku bantuin juga.” ujarku. Akhirnya Pri membantuku memindahkan barang-barang ke tempat yang kering. Lalu akupun turut membantunya. Setelah selesai kamipun segera berkumpul di ruang tengah dengan maksud tidur disitu, sebab kamar lainnya terkunci dari luar. Kebetulan ada TV disitu, daripada jenuh karena nggak jadi ngantuk aku menstel TV itu. Pri menghampiriku. “Din, hujan-hujan begini enaknya ngapain?” tanya Pri. “Enaknya tidur, tapi aku nggak jadi ngantuk nih.” jawabku. “Enaknya makan mie goreng yang masih panas sambil nonton film. Kayaknya Inka punya film bagus deh.” ujar Pri. “Trus?” “Yaa.. kamu kan terkenal pandai bikin mie goreng, aku belum pernah loh ngerasain mie gorengmu.” kata Pri sedikit merayu. “Iya deh, aku buatin.” Lalu aku pergi ke dapur untuk membuat mie goreng. Aku kembali teringat pergumulanku dengan Ayu yang awalnya karena mie goreng. Teringat itu aku tersenyum sendiri. Setelah selesai aku bawa dua porsi mie goreng ke ruang tengah. Tapi aku sempat terkejut melihat Pri yang meremas-remas dadanya dengan nafas terengah-engah sambil memandangi layar kaca. Ternyata film yang ditontonnya itu BF. Dadaku bergetar saat memandangi wajah Pri yang telah berubah kulit menjadi merah merona. Apalagi gerakan tangannya yang meremas-remas payudaranya yang tak sebegitu besar hingga kaos yang dikenakannya tertarik-tarik keatas. “Auhh.. ehh.. ehh..” desau Pri sembari memejamkan mata rapat-rapat. Spontan birahiku bangkit memandang gerakan Pri yang bagai haus cinta. Segera aku letakkan dua piring mie di atas meja lalu aku menghampiri Pri dan memeluknya dari belakang. “Eh.. Din, apa-apaan kamu ini?” tanya Pri kaget. “Aku hanya ingin membantumu saja, Pri.” jawabku sambil meremas-remas buah dadanya. “Aahh.. Diin.. sudah aduuh.. ennaak.. gilaa..” Tangan Pri mencoba mengusir jemariku.

Cerita Dewasa Bergairah Ketika Dibadai Melanda – Tapi jemariku sudah mencengkeram kedua buah dadanya dan meremasnya dengan penuh perasaan. Tinggalah Pri merasakan kenikmatan itu dengan desisan-desisan halus. Aku pelintir kedua puting susunya kemudian aku koyak-koyak ke kanan dan ke kiri. Pri menjambak rambutku dengan desahan yang panjang. “Aaahh.. achh.. Diinn eennaakk.. sshh..” “Lepasin kaosnya Prii..” pintaku kemudian. Pri melepas kaosnya, juga celana pendeknya (kebetulan nih). Akupun segera melepas semua pakaianku kecuali CD. Kemudian aku peluk Pri yang masih di bawah kendaliku itu. Aku remas kembali buah dadanya yang masih terbungkus bra. Aku matikan layar TV karena kupikir Pri sudah dalam kendaliku sepenuhnya. Lalu tanganku bergerak ke punggung Pri dan berusaha membuka pengait bra itu. Sesudah berhasil melepas pengait branya tanganku kian bebas membelai dan meremas buah dadanya yang mengeras. Sementara tanganku bergerilya di kedua bukit bengkaknya, bibirku pun menciumi leher Pri. Pri mendesah tak tahan mendapat perlakuanku itu. “Haahh.. kenyotin payudaraku kayak di film tadi Diinn.. please..” Aku lepas branya lalu aku tarik tubuh Pri agar menindihku. Dalam posisi menungging Pri menjejalkan susunya ke dalam mulutku. Aku jilati saja ujung putingnya membuat Pri bergelinjangan geli. Lidahku menari-nari mempermainkan puting susu Pri yang bergelantungan tepat di depan wajahku. “Ddiinn.. dikenyot dong.. jangan siksa akuu hoohh..” desahnya ketika puting kanannya aku himpit dengan kedua bibirku. “Uuhh.. Diinn gelii.. ouuhh..” Pri menyodokkan payudaranya ke dalam mulutku lalu aku kenyot-kenyot payudaranya dengan hisapan-hisapan yang kuat. Pri melenguh-lenguh keenakan, demikianpun aku yang merasakan remasan jemari Pri di payudaraku. Aku balik tubuhnya hingga kini posisiku berada di atasnya. Aku kenyot terus payudara Pri yang sudah membengkak dengan hiasan putingnya yang keras coklat kemerah-merahan dan sangat menggemaskan. “Aduuhh.. Diinn.. kayaknya aku kebelet kencing nih..” rintihnya. “Keluarin aja Prii.. kamu horny banget sayy..” jawabku disela-sela penthilnya. “Auhg.. aku nggak tahan.. eeghh.. hohh.. Din aku keluar betulan.. hoohh.. uuhh.. aach..!!” Viagra Pri menyembur dari lubang kenikmatannya dalam jumlah banyak. Aku segera melepaskan CDnya lalu menjilati viagra Pri yang membludak di kemaluannya. Pri menjerit-jerit tertahan ketika vaginanya aku hisap kuat-kuat.

Cerita Dewasa Bergairah Ketika Dibadai Melanda – Rambut kemaluan Pri yang sama keritingnya dengan rambut kepalanya terbungkus aroma khas yang menambah nikmat hisapanku. “Hhmm.. rasanya legit banget aacchh..” “Ogghh.. terus sayang.. nikmat sayang.. oogghh.. oogghh.. yeeaahh.. nikmat sayang.. terus sayangg..” Erangan demi erangan kami mengalahkan hujan badai malam itu. Tak lagi peduli dengan atap yang bocor ataupun kilat yang menggelegar-gelegar. Yang ada hanya kenikmatan demi kenikmatan yang kami reguk bersama. Tak ada kata istirahat dalam kamusku, segera aku minta Pri mengulum kedua buah dadaku yang telah lama meminta-minta. Hisapan-hisapan Pri yang masih lugu membuatku semakin menggelepar nikmat. Lalu Pri mengoral vaginaku yang berlendir dan lengket. Disingkapnya CDku lalu diregangkannya selangkanganku kemudian dilumatnya vaginaku yang sudah becek. Dihisapnya klitku yang berdenyut-denyut hingga membuatku terengah-engah kehilangan nafas. “Prrii.. sshh.. Aaahh..ttrruuss.. sshh..” erangku. Pri memasukkan jari telunjuknya ke dalam liang senggamaku dan slep! Telunjuk itu masuk dan erus digoyang-goyang olehnya. “Kocok sayy.. tusuk aahh tarik hoohh..” Aku nikmati sedalam-dalamnya kenikmatan ini, dan nampaknya Pri yang tampan juga menikmatinya. Lalu tubuhku menegang, lava kenikmatanku mengedor-gedor dan suurr.. surr.. aku merasakan keindahan dan kelegaan yang luar biasa. Kami menghempaskan tubuh di lantai dingin itu. Keringat kami membanjir beraroma erotis. Aku pandangi Pri yang menerawang jauh. Aku dapati juga tubuh cewek berwajah tampan itu! Seperti bercinta dengan Nicolas Saputra saja. “Makasih ya Pri. Aku lega banget, sensasinya luar biasa.” kataku. Pri hanya diam memandang entah kemana. Aku tahu mungkin dia bingung dan resah dengan apa yang kami lakukan barusan. Tapi aku tak mau dia berlarut-larut sedih. Tanpa sepengetahuannya aku ambilkan wortel dan oil pelumas dari kamarku. Lalu aku mulai membangkitkan birahinya kembali. Aku tindih Pri lalu aku cumbui bibirnya yang sedikit tebal. Aku lumat bibirnya dan sekali-kali aku gigit bibir bawahnya membuat Pri sekali-kali mengaduh. Lidah kami bertarung dan Pri pun kembali menyerangku dengan panas. Kuat pagutan Pri di bibir dan leherku berganti-ganti. Lalu bibirku menurun menyapu setiap inchi lehernya lalu menghisapnya kuat-kuat hingga meninggalkan bekas merah. Lalu kembali aku kenyot puting susunya bergantian sambil aku gigit pinggiran payudaranya membuat Pri merintih-rintih. Lidahku kemudian menjilati pusarnya lalu turun ke bagian tersensitifnya. “Auuhh.. aahh..” desahnya ketika lidahku menyusuri lipatan dalam vaginanya yang sempit. Aku sibak vaginanya dengan jari tanganku lalu aku pencet-pencet klitorisnya yang menyembul sebesar kacang. Lalu aku hisap daging mungil itu sekuat tenaga. “Aaahh.. sstthh.. oohh..!” rintihan kenikmatannya terdengar nyaris seperti jeritan. Aku renggangkan selakangannya lalu aku taruh bantal dibawah pinggulnya. Setelah itu aku siapkan wortelku yang telah licin oleh oil pelumas. “Aaach..” rintihnya ketika ujung kepala wortel menyentuh bibir kemaluannya. Aku bimbing wortel itu memasuki lorong kawinnya dan kudorong sedikit, Pri menjerit. Kutekan lagi, dia Memekik. Dan kutekan terus walau sukar. Tak kupedulikan rintihannya. Otot selakangannya meregang. Dengan penuh keyakinan kutambah tenaga doronganku. Bless! Krak! Selaput daranya jebol. Pri menjerit keras, “Acchh.. sshh..!!” Darah merembes di sela-sela batang wortel. Aku diamkan sejenak membuat Pri merintih. Lalu kukayuh gagang wortel yang tinggal tiga centi itu penuh irama. Naik dan turun. Tarik dan dorong. Rintihan dan jeritannya seakan tak kupedulikan. Rintihan-rintihan kesakian itu lama-lama berganti erangan kenikmatan yang luar biasa. Dengan menahan rasa sakit dia menggerakkan pinggulnya. Memutar dan memutar. Mengikuti irama yang aku ciptakan. Sesekali menyentak tubuhnya sambil terus memeras-meras susunya sendiri. “Aaduuh Diinn aku nggak tahan lagi ingin keluar.. aduuh saayy.. eennaakk teerruuss.. yang cepat sshh.. aahh.. “. Sssuurr.. ssuurr.. kami orgasme lagi untuk kedua kalinya. Rasa lelah dan nikmat berbaur menjadi satu. Hujan telah reda. Kami saling membasuh tubuh di kamar mandi sambil mencubit-cubit nakal, walau tak sampai mengulangi petualangan barusan. Lalu kami kembali ke ruang tengah dan memakan mie goreng yang telah dingin penuh dengan kemesraan. E N D

Minggu, 15 Mei 2016

Dibalik Rok SMU

Cerita Sex Dewasa Dibalik Rok SMU



Seorang gadis yang masih dikelas 3 SMU negeri di Yogyakarta dimana usianya menginjak 17 tahun dia
memiliki tubuh yang padat dan seksi tentunya kulitnya yang putih, rambutnya lurus panjang, Rafa adalah
anak terakhir dari 4 saudara dimana ayah dan ibunya menjabat sebagai pejabat di Ibukota Jakarta.

Sedangkan saudaranya ada yang tinggal dengan suaminya dan sedang kuliah di luar kota jadi krseharian
Rafa di rumah hanya sendiri kadang juga dia memonta di temani oleh supupunya yang rumahnyha dekat
dengannya.

Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Rafa sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat
termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti
di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat
itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.

Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar
menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Baskoro,
si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Rafa.

Baskoro, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik
tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

Sosok pribadi Rafa memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Baskoro yang
sering mengantarkan Rafa dari jalan besar menuju ke kediaman Rafa yang masuk ke dalam gang.

Suatu sore, Rafa pulang dari sekolah. Seperti biasa Baskoro mengantarnya dari jalan raya menuju ke
rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah
daerah itu berada di pinggiran kota YK.

Dan Baskoro memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada
Rafa. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Rafa nanti akan dikerjai.
Baskoro sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur
yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Rafa.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Baskoro sambil terus mengayuh becaknya.

Dengan sedikit kesal Rafa pun terpaksa mengikuti kemauan Baskoro yang mulai mengayuh becaknya agak
cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Baskoro, yaitu di sebuah bangunan tua di
tengah areal pekuburan, tiba-tiba Baskoro membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Rafa.

“Hujan..”, jawab Baskoro sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap
dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

Iklan Sponsor :

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak
dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Rafa
menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.

“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita
basah-basahan keringat..”, ujar Baskoro sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan
menghampiri Rafa yang masih duduk di dalam becak.

Bagai tersambar petir Rafapun kaget mendengar ucapan Baskoro tadi.

“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Rafa sambil terbengong-bengong.

“Non cantik, kamu mau ini?” Baskoro tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya
yang telah mengeras dan membesar.

Rafa terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah
dia lihat selama ini.

Iklan Sponsor :

“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Rafa dengan wajah yang memucat.

Sejenak Baskoro menatap tubuh Rafa yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah
dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Rafa yang putih bersih itu.

Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah
dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.

“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”,

Rafa mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin
menjaga jarak dengan Baskoro yang semakin mendekati tubuhnya.

Tubuh Rafa mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya
sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya.

Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Baskoro yang mulai menjamah paha Rafa, tapi percuma
saja karena kedua tangan Baskoro dengan kuatnya memegang kedua paha Rafa.

“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”,

Rafa meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Baskoro malahan semakin
menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Rafa itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Rafa.

Rafa pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan
sepi itu. Kedua tangan kasar Baskoro mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh
pangkal paha Rafa.

Tubuh Rafa menggeliat ketika tangan-tangan Baskoro mulai menggerayangi bagian pangkal paha Rafa, dan
wajah Rafa menyeringai ketika jari-jemari Baskoro mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

“Iihh..”,
pekikan Rafa kembali menggema di ruangan itu di saat jari Baskoro ada yang masuk ke dalam liang
vaginanya.

Tubuh Rafa menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas
Baskoro semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Rafa yang
megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Baskoro yang menari-nari di dalam
lubang kemaluannya.

“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Rafa.

Saat ini lubang kemaluan Rafa telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi
selangkangan dan jari-jari Baskoro.

Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Baskoro mencabut jarinya dari lubang kemaluan Rafa. Rafa nampak
terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Baskoro kemudian menarik tubuh Rafa turun
dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal
sementara Rafa hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran
itu. Baskoro juga menikmati wanginya tubuh Rafa sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Baskoro mulai menikmati bibir Rafa yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan
rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Rafa mendesah-desah di saat Baskoro melumat bibirnya.

Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Rafa oleh gigi dan bibir Baskoro yang kasar dan bau rokok itu.
Ciuman Baskoro pun bergeser ke bagian leher gadis itu.

“Oohh.. Eenngghh..”, Rafa mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Baskoro.

Cengkeraman Baskoro di tubuh Rafa cukup kuat sehingga membuat Rafa sulit bernafas apalagi bergerak,
dan hal inilah yang membuat Rafa pasrah di hadapan Baskoro yang tengah memperkosanya.

Setelah puas, kini kedua tangan kekar Baskoro meraih kepala Rafa dan menekan tubuh Rafa ke bawah
sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Baskoro yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja
oleh Baskoro kepala Rafa dihadapkan pada penisnya.

“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Baskoro sambil menjambak rambut Rafa.

Takut pada bentakan Baskoro, Rafa tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi
sedikit membuka mulutnya dan segera saja Baskoro mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Rafa.

“Hmmphh..”, Rafa mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Rafa
menggelembung karena batang kemaluan Baskoro yang menyumpalnya.

“Akhh..” sebaliknya Baskoro mengerang nikmat.

Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Rafa di sekujur batang
kemaluannya yang menyumpal di mulut Rafa.

Rafa menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Baskoro. ceritasexdewasa.org Sementara kedua tangan Baskoro yang masih
mencengkeram erat kepala Rafa mulai menggerakkan kepala Rafa maju mundur, mengocok penisnya dengan
mulut Rafa. Suara berdecak-decak dari liur Rafa terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

Beberapa menit lamanya Baskoro melakukan hal itu kepada Rafa, dia nampak benar-benar menikmati.

Tiba-tiba badan Baskoro mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Rafa semakin cepat sambil
menjambak-jambak rambut Rafa. Wajah Baskoro menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat
dan..

“Aakkhh..”, Baskoro melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Baskoro yang mengisi mulut Rafa yang
terkejut menerima muntahan cairan itu. Rafa berusaha melepaskan batang penis Baskoro dari dalam
mulutnya namun sia-sia, tangan Baskoro mencengkeram kuat kepala Rafa.

Sebagian besar sperma Baskoro berhasil masuk memenuhi rongga mulut Rafa dan mengalir masuk ke
tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Rafa.

“Ahh”, sambil mendesah lega, Baskoro mencabut batang kemaluannya dari mulut Rafa.

Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Rafa. Demikian pula
halnya dengan mulut Rafa yang nampak basah oleh cairan yang sama.

Rafa meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah
diperlakukan Baskoro seperti itu.

“Sudah Pak.. Sudahh..” Rafa menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan
Baskoro yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Rafa.

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Baskoro membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat
kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya.

Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya
kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

Baskoro kemudian memegang tubuh Rafa yang masih menangis terisak-isak. Rafa sadar akan apa yang
sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Rafa bergetar ketika
Baskoro menidurkan tubuh Rafa di lantai gudang yang kotor itu, Rafa yang mentalnya sudah jatuh seolah
tersihir mengikuti arahan Baskoro.

Setelah Rafa terbaring, Baskoro menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Rafa hingga setinggi pinggang.
Kemudian dengan gerakan perlahan, Baskoro memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi
selangkangan Rafa.

Kedua mata Baskoro pun melotot tajam ke arah kemaluan Rafa. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut
yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.

Baskoro langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Rafa. Rafa menjerit ketika Baskoro
mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke
dalam liang vagina Rafa.

“Aakkhh..”, Rafa menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa
pedih di selangkangannya.

Kedua tangan Rafa ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang
kemaluannya di vagina Rafa dengan kasar dan bersemangat.

“Aaiihh..”, Rafa melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis
Baskoro. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Rafa.

“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Baskoro mendesis nikmat.

Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Baskoro langsung menggenjot tubuh Rafa dengan
kasar.

“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Rafa mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan
Baskoro yang keras dan kasar.

Sementara Baskoro yang tidak peduli terus menggenjot Rafa dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup
oleh cairan vagina Rafa yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

Sekitar lima menit lamanya Baskoro menggagahi Rafa yang semakin kepayahan itu, sepertinya Baskoro
sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Rafa, sampai akhirnya di menit ke-
delapan, tubuh Baskoro kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam
kekar itu dan Baskoro pun berejakulasi.

“Aahh..” Baskoro memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh
spermanya di dalam rongga kemaluan Rafa yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena
tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Baskoro.


Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang
terdengar dari mulut Baskoro. Baskoro puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu
memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Baskoro dengan becaknya kembali
mengantarkan Rafa yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa
sakit di selangkangannya, Rafa tak mampu lagi berjalan normal hingga Baskoro terpaksa menuntun gadis
itu masuk ke dalam rumahnya.

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Baskoro dengan leluasa menuntun tubuh lemah Rafa hingga
sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras.

Setelah berbisik ke telinga Rafa bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang
molek itu, Baskoro pun kemudian meninggalkan Rafa dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan
malam, meninggalkan Rafa yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.

Sabtu, 14 Mei 2016

Cerita Panas Dewasa I love You Honey




Baru sebulan kemarin ada seorang pria yang menembakku dan dijadikan pacarnya kira kira umurnya 27 tahun, aku sungguh berbunga bunga dimana sosok pria ini yang aku dambakan atau impikan, seakan akan klau di film kan dia seperti pangeran dengan badan yang tinggi gagap atletis dan matanya yang membuat aku terpana.
Namanya adalah Ricky, kekasih pertamaku. Ricky sudah bekerja di perusahaan swasta di Jogja. Ricky sangat romantis, dia selalu bisa membawaku terbang tinggi ke dunia mimpi. Ribuan rayuan yang mungkin terdengar gombal selalu bagai puisi di telingaku.

Sejauh ini hubungan kami masih biasa saja. Beberapa kali kami melakukan ciuman lembut di dalam mobil atau saat berada di tempat sepi. Tapi lebih dari itu kami belum pernah. Sejujurnya, aku kadang menginginkan lebih darinya. Membayangkannya saja sering membuatku masturbasi.

Hari ini tepat sebulan hari jadi kami. Ricky dan aku ingin merayakan hari jadi tersebut. Setelah diskusi panjang, akhirnya diputuskan weekend kita berlibur ke kaliurang.

Sabtu yang ku tunggu datang juga. Ricky berjanji akan menjemputku pukul 07.00 WIB. Sejak semalam rasanya aku tidak bisa tidur karena berdebar-debar. Untuk hari yang istimewa ini, aku juga memilih pakaian yang istimewa.

Aku mengenakan kaos tanpa lengan berwarna biru dan celana jeans 3/4. Rambut panjangku hanya dijepit saja. Karena takut nanti basah saat bermain di air terjun, aku membawa sepasang baju ganti dan baju dalam. Tak lama kemudia Ricky datang dengan mobil honda jazz putihnya. Ahh,, Ricky selalu tampak menawan di mataku. Padahal dia hanya memakai kaos hitam dan celana jeans panjang.

“Sudah siap berangkat, Nggi?” aku pun mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil. Perjalanan tidak memakan waktu lama karena jalanan masih cukup sepi. Sekitar 45 menit kemudian kita sampai di tempat wisata. Ternyata pintu masuk ke area wisata masih ditutup.

“Masih tutup, mas.. Kita jalan dulu aja ke tempat lain, gimana?” tanyaku

“Iya.. coba lebih ke atas. Siapa tau ada pemandangan bagus.”

Ricky segera menjalankan mobilnya. Tidak begitu banyak pemandangan menarik. Begitu sekeliling tampak sepi, Ricky memarkir mobilnya.

“Kita nunggu di sini aja ya, sayang. Sambil makan roti coklat yang tadi aku beli. Kamu belum sarapan, kan?”

“iya, mas.. Anggi juga lapar”

Sambil makan roti, Ricky dan aku berbincang-bincang mengenai tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Tiba-tiba…

“Aduh Anggi sayang, udah gede kok makannya belepotan kayak anak kecil,,,” ucapnya sambil tertawa. Aku jadi malu dan mengambil tisue di dashboard. Belum sempat aku membersihkan mukaku, Ricky mendekat, “Sini, biar mas bersihin.” Aku tidak berpikir macam-macam.

Tapi Ricky tidak mengambil tisue dari tanganku, namun mendekatkan bibirnya dan menjilat coklat di sekeliling bibirku. Oooh,, udara pagi yang dingin membuatku jantungku berdebar sangat kencang.

“Nah, sudah bersih.” Ucap Ricky sambil tersenyum. Tapi wajahnya masih begitu dekat, sangat dekat, hanya sekitar 1-2 cm di hadapanku. Sekuat tenaga aku mengucapkan terima kasih dengan suara sedikit bergetar. Ricky hanya tersenyum, kemudian dengan lembut tangan kirinya membelai pipiku, menengadahkan daguku.

Bisa ku lihat matanya yang hitam memandangku, membuatku semakin bergetar. Aku benar-benar berusaha mengatur nafasku. Seketika, ciuman Ricky mendarat di bibirku. Aku pun membalas ciumannya. Ku lingkarkan kedua tanganku di lehernya.

Ku rasakan tangan kanan Ricky membelai rambutku dan tangan kirinya membelai lenganku. Tak berapa lama, ku rasakan ciuman kami berbeda, ada gairah di sana. Sesekali Ricky menggigit bibirku dan membuatku mendesah, “uhhhh…” refleks aku memperat pelukanku, meminta lebih.

Tapi Ricky justru mengakhirinya, “I love you, honey” Lalu mengecup bibirku dengan cepat dan melepaskan pelukannya. Aku berusaha tersenyum, “I love you, too”. dalam hati aku benar-benar malu, karena mendesah. Mungkin kalau aku tidak mendesah, ciuman itu akan berlanjut lebih. Aaahh,,, bodohnya aku. Ricky lalu menjalankan mobilnya menuju tempat wisata.

Kami bermain dari pagi hingga malam menjelang. Tak terasa sudah pukul 19.00 WIB. Sebelum kembali ke kota, kami makan malam dulu di salah satu restoran. Biasa, tidak ada makan malam hanya 1 jam. Selesai makan, ku lihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 21.30

“Waduh, mas,,, sudah jam segini. Kos Anggi dah tutup, nih. Anggi lupa pesen maw pulang telat. Gimana, ini?”

“Aduuh,, gimana, ya?? Ga mungkin juga kamu tidur di kos mas.”

“Uuuh,, gimana, dong??”

“Udah, jangan cemas. Kita cari jalan keluarnya sambil jalan aja.”

Selama perjalanan aku benar-benar bingung. Di mana aku tidur malam ini??

“Sayang, kita tidur di penginapan aja, ya. Daerah sini kan banyak penginapan. Gimana?”

“Iya deh, mas.. dari pada Anggi tidur di luar”

Tak lama kemudia Ricky berhenti di sebuah penginapan kecil dengan harga murah. Tapi ternyata kamar sudah penuh karena ini malam minggu dan banyak yang menginap. Sampai ke penginapan kelima, akhirnya ada juga kamar kosong.

Tapi cuma satu. Karena sudah hampir pukul 23.00 kami memutuskan mengambil kamar tersebut. Sampai di kamar, Ricky langsung berbaring di kasur yang ukurannya bisa dibilang single bed. Aku sendiri karena merasa badna lengket, masuk ke kamar mandi untuk ganti baju.

Selesai mandi, dalam hati dongkol juga. Kalau tau nginap begini, satu kamar, aku kan bisa bawa baju dalamku yang seksi. Terus pake baju yang seksi juga. Soalnya aku cuma bawa tank top ma celana jeans panjang.

Hilang sudah harapanku bisa merasakan keindahan bersama Ricky. Selesai mandi, aku segera keluar kamar. Tampak Ricky sudah tidur. Sedih juga, liat dia udah tidur. Aku pun naik ke atas kasur dan membuat dia terbangun.

“Dah selesai mandi, ya..”

“Iya,, mas ga mandi??”

“Ga bawa baju ganti ma handuk”

“Di kamar mandi ada handuk, kok. Pake baju itu lagi aja, mas”

Ricky mungkin merasa gerah juga, jadi dia pun mengikuti saranku. Gantian aku yang merasa mengantuk. Segera ku tarik selimut dan memejamkan mata tanpa berpikit apa-apa. Baru beberapa saat aku terlelap, ku rasakan ada sentuhan dingin di pipiku dan ciuman di mataku.

Saat aku membuka mata, tampak Ricky telanjang dada. Hanya ada sehelai handuk membalut bagian bawah. Badannya yang atletis tampak begitu jelas dan penampilannya membuatku menahan nafas.

“Ngga dingin mas, ga pake baju. Cuma pake handuk” Kataku dengan senyum penuh hasrat.

Tidak ada jawaban dari Ricky. Dengan lembut dan cepat di rengkuhnya kepalaku dan kami pun berciuman. Bukan ciuman lembut seperti biasanya. Tapi ciuman penuh gairah. Lebih dari yang tadi pagi kami lakukan. Lidah kami saling bermain, mengisap, “mmmm…mmm..”

Ku lingkarkan tanganku di punggungnya, ku belai punggungnya. Tangan kananku lalu membelau dadanya yang bidang, memainkan puting susu yang kecil. Gerakanku ternyata merangsang Ricky, di peluknya aku lebih erat, ku rasakan badannya tepat menindihku. Ricky mengalihkan ciumannya, ke telingaku, “aaah,,mmm,,”

Tangannya menjelajahi badanku, menyentuh kedua gunung kembarku. Di belainya dengan lembut, membuatku mendesah tiada henti

“aaah,,mm,, masss,,,uhh,,,” badanku sedikit menggeliat karena geli. Bisa ku rasakan vaginaku mulai basah karena tindakan tadi. Tangan Ricky, kemudian masuk ke dalam tank topku, menjelajahi punggungku.



Seakan mengerti apa yang dicari Ricky, ku miringkan sedikit badanku dan ku lumat bibirnya penuh nafsu. Ricky pun membalas dengan penuh nafsu dan tidak ada 1 detik kait BH lepas. Ku rasakan tangan Nico langsung kembali ke badanku dan mmbelai langsung kedua payudaraku.

“aaah,,,uhhh,,,”

“Sayang,,, tank topny dilepas, ya” ujarnya dengan nafas tersengal karena penuh gairah. Tanpa persetujuan dariku, lepaslah tank top dan juga BHku. Bagian atasku sudah tak berbusana. Ricky langsung menikmati kedua payudaraku. Di remasnya payudaraku,,, membuatku menggeliat, mendesah,

“aaah,,sss…maass,,uhhh,,,,” Erangan dari mulutku tampaknya membuat Ricky semakin bernafsu, dia kemudian mengulum dan mengisap pentil payudaraku, “aaaahh,,,,ohhh,,,,,mmmm,,,” aku mengerang, mendesah, menggeliat sebagai reaksi dari setiap tindakannya. Tangan kiri Ricky membelai perutku dengan tangan kanan dan mulut yang masih sibuk menikmati payudaraku yang mengeras. Ku rasakan tanga kiri Ricky cukup kesulitan membuka celana jeansku.

Ku naikkan pinggulku dan kedua tanganku berusaha membukan kaitan celana jeans dengan gemetar. Susah payah celana jeans itu akhrinya terlepas juga. Tanga kiri Ricky tanpa membuang waktu langsung menyusup ke dalam celana dalamku, membelai vaginaku yang sudah basah,
“aaahh,,,maass,,aah,,teruus,,ssshh,,mmmmm”

 Kurasakan Ricky menekan klitorisku, “aaahh,,,,” membuatku semakin mendesah dan bergetar. Apalagi Ricky masih mengisap puting payudaraku. Tidak lama kemudian ku rasakan seluruh badanku terasa kencang, vaginaku mengalami kontraksi dan aku menggeliat hebat, “AAAHHH,,,,,,” sambil memegang pinggiran tempat tidur menyambut orgasme pertamaku.

Ricky tampak puas dapat membuatku merasakan orgasme. Belum selesai aku mengatur nafas, Ricky berada di antara kedua pahaku, dijilatinya kedua payudaraku, turun ke bawah, menjilat kedua perutku. Membuatku merasa geli penuh nikmat, “Oooh,,mass,,” Seakan tau apa yang ku inginkan, kedua tangan Ricky melepas celana dalamku.

Tampakalah vaginaku yang memerah dengan sedikit rambut halus di sekitarnya. Ricky kemudian memainkan lidahnya di vaginaku.

Ricky menjilati, mengulum vaginaku, membuatku menggelinjang hebat dan ku rasakan kedua kalinya, adanya kontraksi, “aaaaahh,,,,”. Aku orgasme untuk kedua kalinya. Sensasi yang sangat menyenangakan.

Ricky belum puas dengan orgasmeku tadi. Setelah dia membersihkan vaginaku, bisa kurasakan lidah Ricky menerobos masuk dan menyerbu klitorisku. Nafasku semakin memburu dan dari bibirku a terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya.

“Aahh,, mas,,aah,,uuhh,,, eeenaakk,,mmm,,sss”

Aku sangat menikmati oral yang diberikan Ricky. Kurasakan dorongan lidah Ricky lebih dalam lagi ke dalam vaginaku, membuat cairan dari dalam vaginaku terus mengalir tanpa henti. membuat Desahan yang keluar dari mulutku semakin kencang.

Semakin lama Ricky memberikan rangsangan di dalam vaginaku, membuatku menggeliat dan mengerang semakin kuat. Kurasakan lagi vaginaku berkontraksi, dan aku pun orgasme.

Setelah orgasmeku reda, Ricky dengan wajahnya yang basah dan penuh gairah menindih badanku yang sudah telanjang bulat. Ricky mengulum bibir dan lidahku. Tangan kiriku kemudian menarik handuk yang masih menutupi bagian bawahnya.

Membuatku merasakan penisnya menusuk perutku, membuatku semakin bergairah. Ciuman kami semakin basah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidah Ricky dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan daguku. aku pun membalas kelincahannya. Lidahku membasahi mulut dan dagunya.

Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Aku makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tanganku menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Ricky membelai kepalaku dan tangan kirinya meremas-remas pantatku yang bulat.

“aaahh,, mass,,,”

Ricky tiba-tiba menghentikan cumbuannya, “sayang… aku mencintaimu, aku ingin kamu seutuhnya” dan mencium lembut bibirku yang sudah basah. Aku sudah terlalu dipenuhi gairah karena segala tindakan Ricky. Hingga rasanya bicara aku sulit.

Kulingkarkan kedua lengaku di leher Ricky dan kuhisap kedua bibirnya dalam-dalam sebagai jawabanku. Aku ingin segera menanggalkan keperawananku dalam pelukan Ricky.

Ricky mengalihkan ciuman bibirnya keleherku yang putih, menciuminya, menjilatinya, membuatku semakin terangsang. Kurasakan penis Ricky mengusap vaginaku, membuatku semakin bergairah, apalagi kedua payudaraku yang sudah sangat mengeras dimainkan oleh Ricky.

Jilatan Ricky dari leherku terus kebawah hingga lidahnya menyentuh ujung puting susuku yang makin membuat aku mengerang tak karuan, “aaahh,,,oohh,,,mmm,,aahh” .Sementara puting susuku yang satu lagi masih tetap dia pilin dengan sebelah tangannya.

Kemudian tangannya terus kebawah payudaraku dan terus hingga akhirnya menyentuh permukaan vaginaku. Tak lama kemudian kurasakan penis Ricky tenggelam di dalam vaginaku setelah susah payah karena vaginaku yang sempit.

“Uuuh,,,aarggh,,,,” ku rasakan nyeri yang sangat hingga menangis.

“Sakit ya, sayang… sabar, ya.. Ntar juga hilang kok” Ricky menenangkanku, sambil mencium mataku yang mengeluarkan air mata. Setelah kurasakan vaginaku mulai terbiasa dengan kehadiran penis Ricky, Ricky kemudian menggerakkan penisnya perlahan, keluar-masuk vaginaku. Semakin lama gerakannya semakin cepat dan membuatku mendesah nikmat.

Makin lama makin cepat, kembali aku hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Tapi Ricky yang tampaknya nyaris tidak dapat bertahan, semakin mempercepat gerakannya. Aku yang baru saja orgasme merasakan vaginaku yang sudah terlalu sensitif berkontraksi lagi..

“Sayaang,, aku sudah mau keluar, dikeluarin di mana?” tanya sambil terengah-engah.

“Di dalam saja, mass,,” Toh, aku juga dalam masa tidak subur. jadi buat apa dikeluarin di luar, pikirku.

Tak lama kemudian aku segera mengalami orgasme bersamaan dengan Ricky. Ku rasakan semburan di dalam liang vaginaku yang memberikan kenikmatan tiada tara.

Ricky kemudian merebahkan diri di sampingku dan memeluk erat tubuhku. Tubuh mungilku segera tenggelam dalam pelukannya. Tangan Ricky dengan lembut membelai rambut panjangku, “Anggi sayang… Selamanya kita bersama ya, sayang.” dan ciuman lembut, romantis mendarat di bibirku.

“Iya, mas..” ku cium bibirnya lambat tapi sesaat. kemudian ku rapatkan badanku ke badannya. Ku lihat jam di kamar menunjukkan pukul 01.00, mataku pun sudah lelah dan kami pun tidur dengan pulas.

Pagi menjelang, sinar matahari masuk ke dalam kamar melalu jendela dan membangunkanku. Ada sedikit rasa terkejut melihat wajah Ricky karena baru pertama aku tidur dengan laki-laki. Tapi teringat kejadian semalam membuatku kembali terangsang.

Perlahan, ku cium bibi Ricky yang sedikit terbuka. Ternyata ciumanku membangunkan Ricky yang kemudian membalas ciumanku dengan lebih bergairah dan menggigit telingaku.

“Selamat pagi sayangku, cintaku,,” ucapnya.

“Pagi,,,” ku cium lagi bibirnya dan tak lama kami pun saling mengulum bibir satu sama lai, dan memainkan lidah, menambah kenikmatan di pagi hari. Karena ingin sedikit iseng, ku lepas ciumanku

“Aku mandi dulu, ya…” belum sempat aku berdiri, baru duduk, Ricky menarik perutku, menciuminya dengan lembut. Membuatku menahan keinginan untuk meninggalkan tempat tidur.

“Nanti saja sayang..” Perlahan ciuman Ricky dari perut naik menuju leherku, menjilatinya, membuatku mendesah nikamat, “aahh..mmm..”

Ricky menjilati leherku dari belakang. Tangan kanannya meremas-remas payudaraku dan tangan kirinya menekan vaginaku. Ku rasakan jarinya masuk menyusuri liang vaginaku, memainkan klitorisku. Tak lama badanku pun menggeliat, pinggulku terangkat, dan orgasme pertama pagi itu datang.

Dengan lembut Ricky memangkuku. Diletakannya aku di atas kedua pahanya. Kakiku melingkar di punggungnya.

Kami pun berciuman dan Ricky perlahan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Ricky kemudian memompa penisnya, membuatku menggelinjang penuh nikmat. Sambil memainkan penisnya, Ricky menikmati kedua payudaraku yang mengeras.

“aaah,,aah,,aahh,,” semakin lama, semakin cepat, dan aku merasakan vaginaku kembali berkontraksi. Ku peluk kepala Ricky dengan erat dan aku mengerang karena orgasme

“Aaaaaaahhhh….” yang disusul dengan Ricky yang juga mencapai puncaknya.

Setelah itu kami bercumbu lagi beberapa saat kemudian baru mandi dan pulang ke kota meninggalkan seprei kamar yang basah karena cairanku dan Ricky serta bercak darah pertanda hilangnya keperawananku.